Ayy

ALLAH DULU, ALLAH LAGI, ALLAH TERUS


Ya Allah, jauhkan aku dari rasa malas dalam beribadah kepada-Mu dan jadikanlah aku orang yang pandai bersyukur atas segala nikmat-Mu

Senin, 18 Januari 2016

Ajaran Islam Menyelesaikan Permasalahan

Seseorang yang menyandarkan dirinya pada prinsip-prinsip dalam Al Qur’an selalu sanggup menyelesaikan permasalahan hidupnya dan senantiasa bertindak bijaksana. Demikianlah, orang yang hidup dengan prinsip tersebut tak pernah merasakan frustasi, bagaimana pun rumit keadaan yang dihadapi. Karena itulah, dalam masyarakat yang menjunjung tinggi ajaran agama, tak seorang pun dari mereka yang tak dapat menyelesaikan masalahnya.
Ketika nilai agama tidak ditegakkan, manusia tidak menunjukkan kemanusiaannya. Permasalahan sederhana sekalipun, tidak akan terselesaikan secara bijaksana dalam masyarakat tak beragama. Masyarakat demikian mengahadapi kesukaran terus-menerus sepanjang hidupnya. Jangankan mencari penyelesaian, justru mereka mencari masalah dalam kesehariannya, seolah-olah itu adalah malapetaka yang tak mungkin terselesaikan. Karena tak sanggup menyelesaikan masalah yang bertubi-tubi dalam setiap segi kehidupannya, mereka kemudian berputus asa dan menggugat. Sementara itu, karena gagal mempertahankan alasan, mereka tak mendapatkan satu pun pemecahan. Bahkan jika mereka mendapatkannya, hal itu terbukti tidak rasional, karena yang mereka dapatkan berasal dari pemikiran dangkal.
Alasan utama mengapa konflik senantiasa tak terselesaiakan dalam masyarakat yang jauh dari agama adalah anggota masyarakat sendiri tidak mampu menyelesaikan persoalan pribadinya. Seseorang yang tidak menyandarkan dirinya pada prinsip-prinsip Islam akan mengatasi persoalannya dengan cara-cara mereka sendiri. Dalam hal ini, dia berusaha memuaskan diri sendiri tanpa mempertimbangkan kepentingan orang banyak. Dalam setiap tindakannya, dia tak mau menghadapi resiko, dan tak mau menghabiskan tenaga dan biaya, atau mengambil tanggung jawab yang bermanfaat bagi kepentingan orang lain.
Bahkan hal sepele yang gampang diatasi menjadi teka-teki baginya. Setiap orang ingin mempengaruhi orang lain, bertindak menjilat atasannya, ingin kedudukannya diakui, atau paling tidak ingin menjadi orang yang selalu memberi “kata akhir” atau keputusan. Kepribadian yang demikian menyebabkan orang lain tak bisa memberikan sumbang sih pemikiran. Alasan dibalik kedunguan orang yang tak mau hidup dengan prinsip-prinsip agama yang ingin membawa kesimpulan yang memuaskan dinyatakan dalam ayat berikut ini:
… Permusuhan antara sesame mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka terpecah belah. Yang demikiann itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tiada mengerti. (QS. Al-Hasyr: 14).
Contoh paling sering terlihat dalam program diskusi terbuka yang ditayangkan di televisi. Peserta mendiskusikan suatu hal selama berjam-jam. Karena setiap orang cenderung mengeluarkan bantahan, didapatlah ketidaksepakatan yang bersifat umum. Para peserta barangkali membenarkan pemikiran lawan bicaranya, akan tetapi kesombongan mencegah mereka mengakuinya, dan yang paling penting bagi mereka semata-mata menunjukkan perlawanan. Hal ini dikarenakan, yang sesungguhnya ingin dicapai bukanlah kebenaran, akan tetapi menjadi orang yang memberikan keputusan akhir. Yang mengherankan, selama diskusi, berbagai masalah, konflik dan perbedaan cenderung meningkat. Sesungguhnya, dari awal mereka memang tak berniat untuk menemukan solusi. Mereka membangun dan bernaung dalam kesombongan philosophi, berpedoman bahwa materi sesungguhnya adalah berdiskusi, berekspresi, dan mengubah cara pandang orang. Mereka berpikir bahwa wajar saja ketika tidak mendapati solusi setelah bediskusi berjam-jam.
Orang-orang beriman, menyadari bahwa Allah memperhitungkan segala sesuatu, mengharuskan orang bertindak bijaksana dan hati-hati dalam setiap keadaan. Mereka membuat keputusan paling tepat dan menemukan solusi terbaik. Mereka dapat memutuskan segala permasalahan dengan cepat tanpa terhalang apapun, karena mereka dituntun oleh moral terbaik, tanggung jawab, dan kemampuan berpikir yang diilhami oleh ajaran Alqur’an. “Urusan mereka diputuskan dengan musyawarah antara mereka” (QS. Asy-Syuura: 38).
Setiap saat mereka mengambil pilihan yang paling diridloi Allah. Tak satupun hal yang bertentangan dengan keadilan dan kebenaran, meski barangkali itu berlawanan dengan kepentingan atau kepuasan pribadi mereka.
Dengan hanya mengabdi pada Allah dan mengharap imbalan hanya dari-Nya, orang mukmin tak pernah mencari pengakuan dari orang lain, mencari gelar di mata manusia ataupun disanjung oleh mereka. Oleh karenanya, dalam setiap keputusan yang mereka ambil, mereka senantiasa menerima dukungan, bimbingan, ilham, dan hikmah dari Allah.
Orang beriman memiliki ketakutan dan ketundukan yang sangat pada aturan Allah, sehingga ia diberi “furqaan” untuk membedakan yang hak dan yang bathil (QS. Al-Anfal: 29) sehingga ia tiba pada keputusan yang tepat. Mereka pun akan mendapatkan “jalan keluar” (QS. Ath-Thalaq: 2) dan “kemudahan dalam segala urusan” (QS. Ath-Thalaq: 4).

Masalah dalam Kehidupan

Dalam kehidupan sehari-hari pasti kita selalu dihadapkan dengan masalah. Entah itu masalah berat maupun masalah ringan, berbagai cara dilakukan untuk meminimalisir masalah-masalah yang terjadi. Agar kita terhindar dari sesuatu yang tidak kita inginkan dan dapat menjalankan aktivitas dengan lancar. Namun ada beberapa masalah utama yang selalu muncul dalam hidup setiap orang. Beberapa saat yang lalu, ketika saya mengikuti salah satu mata kuliah wajib di kampus, saya mendapatkan suatu penjelasan tentang masalah-masalah yang pasti dialami dalam kehidupan manusia oleh salah satu dosen.
Saya setuju dengan beliau bahwa memang manusia memiliki masalah yang bersifat mutlak. Yang saya maksud dari sifat mutlak ini adalah sesuatu yang tidak dapat disangkal lagi. Permasalahan tersebut antara lain;
  • Uang
Jelas sekali, uang merupakan suatu masalah yang selalu kita hadapi bahkan setiap detiknya. Contohnya; kondisi keuangan pribadi yang bersifat individual dan kemiskinan yang bersifat umum. Apalagi kita merupakan warga Indonesia, dimana ada peraturan yang memberlakukan pemungutan biaya (saya lupa namanya apa) atas kelahiran tiap bayi yang lahir di Indonesia. Terkesan nyeleneh, tetapi ini membuktikan bahwa dari lahir pun manusia sudah berurusan dengan uang. Bahkan, saya pernah mendengar sebuah anekdot “Di Indonesia ini, bayi belum lahir tuh belum punya dosa tapi sudah punya utang..”. Bahkan ketika mati pun, manusia masih berurusan dengan uang. Kita tahu bahwa biaya pengurusan jenazah tidaklah murah. Saya beranggapan bahwa dari bangun pagi hingga kembali tidur di malam hari pun manusia pasti berurusan dengan uang. Misalnya, dari hal paling mendasar saja seperti untuk makan pun kita membutuhkan uang. Selama manusia bisa beraktivitas, pasti selalu berurusan dengan uang dan kita bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup tentunya tidak jauh dengan persoalan uang.
  • Hubungan
Masalah berikutnya yaitu hubungan. Setiap orang akan selalu mendapati masalah dengan hubungan antar orang. Entah itu dengan pasangan (mungkin ini yang paling sering terjadi), dengan keluarga, dengan teman, dengan guru atau dosen, dengan senior, dengan rekan kerja, dan sebagainya. Karena kita sering mendengar pepatah yang mengatakan bahwa setiap hubungan pastinya tidak akan selalu berjalan dengan mulus, untuk itulah setiap manusia pasti akan selalu mempunyai masalah yang berkaitan dengan hubungan.
  • Waktu
Bayangkan suatu keadaan ketika kita harus menghadiri dua atau lebih kegiatan di tempat yang berbeda dalam waktu yang sama. Keadaan seperti itu tentunya merupakan sesuatu yang sangat menjengkelkan dan ketidakmungkinan seseorang untuk dapat hadir di tempat berbeda secara bersamaan menjadi suatu masalah yang rumit. Kita juga sering mendengar istilah ‘ngaret’, betul? Dimana seharusnya waktu yang teratur menjadi tidak teratur karena banyak faktor yang menyebabkan jadwal karet. Ini juga merupakan persoalan yang berkaitan dengan waktu. Dan tentunya kita warga Indonesia—terutama yang tinggal di ibukota—pasti sering mengalami kemacetan lalu lintas yang menyebabkan banyak hal seperti keterlambatan, hukuman, dan sebagainya. Macet juga merupakan salah satu problema lazim yang juga berkaitan dengan waktu. Oleh karena itu, kita akan selalu berurusan dengan waktu dan akan selalu bermasalah dengan waktu sampai kapanpun.
  • Fisik
Semua orang pasti punya kendalanya masing-masing dalam hal fisik,  seperti kecapekan. Pasti setiap orang akan selalu merasa capek apabila sudah melakukan banyak kegiatan, tetapi tergantung kadar kecapekan masing-masing. Selain itu, orang yang memiliki keterbatasan fisik pun juga akan bermasalah dengan fisiknya. Sakit juga merupakan masalah yang menyangkut fisik kita, dan sesehat-sehatnya seseorang tentu akan mengalami sakit. 
  • Emosi
Nah, yang satu ini sudah pasti merupakan masalah yang paling bisa disebut sebagai masalah paling manusiawi, karena setiap manusia pasti memiliki emosi. Manusia pasti akan dihadapi dengan banyak kejadian yang akan membuatnya kesal, sedih, senang, dan sebagainya. Emosi dapat mencerminkan  kepribadian seseorang apabila dia sedang dilanda masalah. 
Setiap orang memiliki interpretasi sendiri dari masalah mereka masing-masing. Kita mengetahui bahwa masalah akan selalu muncul di kehidupan, namun, yang terpenting adalah bagaimana cara kita mengatasinya.

Sabtu, 05 Desember 2015

Terselit Ujian Di Dalam Pilihan Antara Cinta Dan Iman





Hidup ini adalah pilihan.
Dan setiap insan, harus memilih untuk hidup dalam kehidupan.
Namun, dalam memilih, tidak semua insan itu berjaya meraih tentang apa yang dipilih. Tiba-tiba, pilihan tidak selari dengan apa yang dikehendaki.
Persamaan, nun jauh pergi. Dahulunya rasa ya. Kini, rasa berbeza dengan apa yang kita rasa di awal kala.
Perubahan.
Agama Islam mendidik setiap insan supaya terus berharap pada-Nya dan terus berusaha. Berputus asa itu bukan jalan dan bukan caranya.
Islam itu indah, malah ia mengindahkan kehidupan ini dengan sinar kasih sayang-Nya.
Islam itu lebih indah, jika seseorang itu mewariskan hidupnya pada Maha Esa. Pasti dia tidak akan kecewa. Tidak sesekali.
Antara cinta dan iman
 “Biasalah… cinta itu buta.” kata-kata.
“Ya cinta itu buta. Tetapi, ia tidak akan membutakan manusia yang memiliki iman.” suara kecil.
Antara cinta dan iman, mungkin mudah lidah kita berbicara soal iman. Namun, dari lubuk hati kita… kita menginginkan cinta. Hakikatnya, kita berdusta pada diri sendiri.
Dan, kekadang kita tersepit. Antara keperluan dan kehendak diri, kita keliru. Di akhirnya pula, kita dihantui kebuntuan.
 Kelabu.
Cinta
Benarkah apa yang dipilih itu?
Adakalanya, hidup yang sering diganggu perasaan sunyi sepi itu… adakah memang benar memerlukan cinta?
Atau ia hanyalah gangguan-gangguan emosi yang berbentuk sementara. Kadangkala ada, kadangkala tiada, Macam biskut.
Juga, adakah dengan memilih cinta itu, hidup kita ini baru berasa bahagia. Baru merasakan kehidupan ini lebih bermakna dan tidak sia-sia. Adakah benar pilihan kita itu?
Iman
Iman tidak dapat diwarisi. Iman juga, tidak boleh dijualbeli.
Ia adalah kurniaan daripada Ilahi buat insan yang DIA cintai. Namun, iman yang sedang kita nikmati ini, juga boleh berlalu pergi. Dan mungkin, tidak lagi kembali.
Adakah dengan memilih iman, kita tidak boleh meraih cinta?
Apakah sekiranya kita memilih iman, hidup ini kita diselimuti sengsara. Iman itu apa maknanya buat kita?
Pilihan
Hidup ini adalah pilihan. Dalam pilihan, terselitnya ujian. Ujian untuk memilih.
Sama ada baik atau sebaliknya, kita bakal memilihnya. Jika tersilap memilih, masih ada ruang buat diri untuk berbalik pada pangkalnya.
Jika pilihan yang dibuat oleh diri itu benar dan tepat, maka bersyukurlah pada-Nya dan jangan sesekali kita mengkhianati-Nya.
Tetapi… bagaimana jika keliru?
Tanya pada diri.
‘Apakah yang menyebabkan aku meyakini DIA dan kekasih-Nya?’

Cinta Dalam Islam. Adakah Kaum Muda Memahami?


Cinta Dalam Islam. Andakah anda semua faham apa itu cinta di dalam islam?

Bercinta dan perasaan cinta mungkin sesuatu yang sukar dielakkan pada zaman ini. Dengan kemudahan teknologi perhubungan, hampir mustahil pemuda dizaman ini tidak bercinta, walaupun sekurang – kurangnya hanya dengan ber-sms.

Kali ini tajuk yang ingin dibincangkan adalah mengenai cinta di dalam Islam. Adakah kita, kaum muda memahami cinta yang dianjurkan di dalam Islam?

Cinta Dalam Islam

Cinta harus diungkapkan dengan baik dan benar sesuai dengan ukurannya. Jika tidak, boleh merosakan.

Aturan cinta dan kasih sayang ini perlu dipelihara, sehingga boleh terpelihara dan keindahannya selalu terjaga serta menjadi benteng yang kukuh.

Contohnya, lihat pada pasangan suami-isteri. Cinta dan kasih sayang boleh menjadi benteng yang sangat kuat untuk menghadapi cubaan dan ujian dari Allah.

Bila kita mampu menjaga kehadiran rasa sayang dan cinta, kita akan memiliki perlindungan yang terbaik untuk menghadapi tentangan besar dan badai kehidupan.

Namun, seringkali manusia tidak mengetahui hikmah yang tersembunyi di balik sebuah cubaan dan ujian. Lebih lagi apabila seorang manusia telah menggunakan egonya.

Biasanya mereka akan kalah dan cenderung mempesoalkan tentang ujian dan cubaan yang menimpanya.

Contohnya ketika seseorang meluahkan perasaannya kepada orang yang disukainya. Kemudian mereka yakin bahawa hubungan mereka akan berjaya ke jinjang pelamin.

Namun, mereka putus di tengah jalan.

Fenomena ini biasa terjadi dalam masyarakat, tetapi kita seringkali sukar menghadapinya. Bila tidak berhati-hati, boleh menyebabkan kekecewaan dan mempengaruhi hingga ke sendi-sendi kehidupan seseorang.

Sering kalahnya manusia dalam ujian percintaan merupakan kes yang biasa mendera kaum muda.

Padahal, generasi muda sangat diharapkan oleh masyarakat sebagai agen perubahan. Sangat sayang apabila mereka  hilang dalam perjuangan zaman, hanya kerana urusan cinta dan kasih sayang.

Kegagalan menjaga rasa cinta. Mereka hanya tidak mampu menguruskan fitrah yang sangat mendasar ketika menghadapi ujian kehidupan.

Ketika kaum muda putus cinta, seolah-olah putus segala harapan untuk  mendapatkan kasih sayang dari jantina berlawanan. Padahal tidak. Kesempatan mereka untuk mendapatkan kasih sayang dalam koridor yang sebenar masih terbuka lebar.

Meskipun begitu, sebaiknya kita mengharapkan cinta dan kasih sayang dari Allah. Cinta dan kasih sayang tertinggi dan terbaik dibandingkan cinta dan kasih sayang dari manapun.

Kita  seharusnya selalu berprasangka positif terhadap Allah. Sehingga mampu menjadikan kita menerima kenyataan apabila ungkapan cinta dan kasih sayang terhadap sesama kita terputus di tengah jalan.

Kita juga jangan sampai kehilangan pegangan hidup, iaitu Islam. Bagaimana pun, sesuatu yang kita peroleh adalah hasil terbaik yang diberikan Allah.

Meskipun pada awalnya kita tidak memahami dan merasa sakit, tetapi apabila kita percaya bahawa hal tersebut merupakan yang terbaik, kita akan ikhlas menerimanya.

Bagaimana memelihara dan mengelola perasaan cinta dan kasih sayang yang baik terhadap pasangan?

Biasanya, sebelum berumah tangga, para pemuda & pemudi selalu mendesak dan seakan terdesak untuk segera menikah. Tetapi, setelah berumah tangga, akan terasa hambar kerana semuanya sudah diketahui dan terbuka.

Impian yang pernah dicita-citakan sebelum bernikah dahulu, seringkali kandas dalam pertikaian, kekerasan dalam rumah tangga, dan penceraian.

Dalam hal ini, ada kegagalan dalam menjaga cinta dan kasih sayang.

Bagaimana Rasulullah mengajar cinta dalam Islam?

Rasul sendiri selalu memberikan kehangatan kepada isteri-isterinya, terutama Aisyah. Beliau selalu bermain serta memuji Aisyah. Sederhana dan mudah dipraktikkan untuk memelihara kehangatan.

Contohnya dengan mengamalkan untuk mencium isteri 3 kali dalam sehari. Tidak perlu sembunyi-sembunyi. Kalau boleh, dihadapan anak-anak agar mereka boleh melihat ibubapanya yang bahagia.

Rasul juga selalu mencontohkan untuk menyampaikan kata-kata yang baik kepada isteri setiap hari seperti, Kamu cantik sekali hari ini.

Rasul mencontohkannya dengan selalu memanggil Aisyah dengan jolokan si “pipi merah”.

Ekspresi seperti ini, walaupun nampak mengada-ngada, tetapi ia merupakan doa yang terungkap dari dalam hati.

Tidak perlu membelikan alat-alat kecantikan yang mahal agar isteri menjadi semakin cantik dari hari ke hari. Cukup dengan memujinya setiap hari, maka isteri akan kelihatan lebih cantik, meskipun semakin tua dari hari ke hari.

Kerana kecantikan isteri ada di dalam hatinya.

Amalan baik ini akan selalu dilihat oleh Allah. Allah berjanji apabila ada hambanya yang melakukan kebaikan dengan berusaha memelihara kasih sayang dan menjaga cinta sebagai seorang suami kerana Allah, Allah akan semakin mendekatinya.

Bila hambanya mendekati dengan berjalan, Allah akan menjemputnya dengan berlari. Janji ini sepatutnya dijadikan motivasi bagi kita untuk selalu menjaga keluarga kita sebaik-baiknya.

“jangan menghabiskan cinta dan kasih sayang pada masa sebelum menikah.Masih ada perjalanan panjang dalam rumah tangga nanti”.

Yakin, masih mau pacaran ? :/

DEWASA ini pacaran menjadi sesuatu yang menjadi standar gengsi bagi kebanyakan remaja di Indonesia. Dimana, mereka yang tidak berpacaran dianggap tidak “GAUL” atau tidak “LAKU” dan sering mendapat gunjingan “cieeee, JomBlo!”
Situasi yang terjadi sekarang ini merupakan hal yang miris bagi kita sebagai umat Islam. Dimana, pacaran adalah titik awal terjadinya perzinaan. Dan, saat ini perzinaan itu ternyata sudah menjadi hal yang dimaklumi.
Bisa kita lihat fakta di lapangan bagaimana banyak muda-mudi berboncengan sambil berpelukkan, berduaan di tempat ramai atau sepi, mengumbar hawa nafsu dan berbuat hal yang tidak pantas tanpa mendapat teguran.
Dengan banyaknya perbuatan keji dan merebaknya perbuatan mengumbar hawa nafsu seperti sekarang ini, Rasulullah SAW sudah mewartakan, bahwa salah satu tanda-tanda Kiamat adalah menjamurnya perzinaan, sampai-sampai seorang laki-laki berani bersetubuh dengan seorang wanita di tengah jalan secara terang-terangan.
Di sini terdapat dua ciri: Pertama, merebaknya penyakit perzinaan, dan kedua, banyaknya perbuatan nista dan asusila yang dilakukan terang-terangan dan tanpa malu-malu.
Abu Hurairah ra meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Hari Kiamat belum akan terjadi sampai nanti tidak ada seorang pun di muka bumi ini yang membutuhkan Allah, seorang wanita disetubuhi di tengah jalan di tengah hari secara terang-terangan, tanpa ada seorang pun yang menentang ataupun melarang perbuatan nista itu. Sehingga, orang paling bermoral ketika itu adalah orang yang berkata, ‘Andai aku singkirkan perempuan itu dari jalan.’ Orang ini di tengah-tengah masyarakat tak bermoral seperti itu laksana Abu Bakar dan Umar yang kini ada di tengah-tengah kalian.”
Riwayat tersebut diperkuat oleh sabda Nabi SAW lainnya yang mengatakan “Sesungguhnya di antara tanda-tanda Kiamat adalah diangkat ilmu, kebodohan merebak, khamr diminum dan perzinaan merajarela.”
Dalam riwayat lain disebutkan, “Perzinaan terlihat di mana-mana, jumlah laki-laki sedikit dan jumlah wanita bertambah banyak.”
Kedua tanda ini sudah bisa kita lihat pada zaman sekarang, melalui kanal-kanal televisi yang menyiarkan skandal-skandal seks, serta gambar-gambar porno, atau foto-foto dan video klip-video klip di internet yang apabila seorang mukmin melihatnya pastiakan merasa malu dan risih.
Karena itu, seorang mukmin ataupun mukminah selayaknya harus bisa menjaga diri, menjaga pandangan, menjaga kehormatan, dan menghindari pergaulan dengan para pelaku maksiat, dengan selalu memohon perlindungan dan pertolongan Allah SWT. Semoga Allah SWT selalu melindungi kita dari perkara-perkara yang salah.[mila/islampos]
Sumber: Kiamat Sudah Dekat ?/Dr. Muhammad al-‘Areifi/Penerbit: Qisthi Press/2011