Ayy

ALLAH DULU, ALLAH LAGI, ALLAH TERUS


Ya Allah, jauhkan aku dari rasa malas dalam beribadah kepada-Mu dan jadikanlah aku orang yang pandai bersyukur atas segala nikmat-Mu

Sabtu, 05 Desember 2015

Terselit Ujian Di Dalam Pilihan Antara Cinta Dan Iman





Hidup ini adalah pilihan.
Dan setiap insan, harus memilih untuk hidup dalam kehidupan.
Namun, dalam memilih, tidak semua insan itu berjaya meraih tentang apa yang dipilih. Tiba-tiba, pilihan tidak selari dengan apa yang dikehendaki.
Persamaan, nun jauh pergi. Dahulunya rasa ya. Kini, rasa berbeza dengan apa yang kita rasa di awal kala.
Perubahan.
Agama Islam mendidik setiap insan supaya terus berharap pada-Nya dan terus berusaha. Berputus asa itu bukan jalan dan bukan caranya.
Islam itu indah, malah ia mengindahkan kehidupan ini dengan sinar kasih sayang-Nya.
Islam itu lebih indah, jika seseorang itu mewariskan hidupnya pada Maha Esa. Pasti dia tidak akan kecewa. Tidak sesekali.
Antara cinta dan iman
 “Biasalah… cinta itu buta.” kata-kata.
“Ya cinta itu buta. Tetapi, ia tidak akan membutakan manusia yang memiliki iman.” suara kecil.
Antara cinta dan iman, mungkin mudah lidah kita berbicara soal iman. Namun, dari lubuk hati kita… kita menginginkan cinta. Hakikatnya, kita berdusta pada diri sendiri.
Dan, kekadang kita tersepit. Antara keperluan dan kehendak diri, kita keliru. Di akhirnya pula, kita dihantui kebuntuan.
 Kelabu.
Cinta
Benarkah apa yang dipilih itu?
Adakalanya, hidup yang sering diganggu perasaan sunyi sepi itu… adakah memang benar memerlukan cinta?
Atau ia hanyalah gangguan-gangguan emosi yang berbentuk sementara. Kadangkala ada, kadangkala tiada, Macam biskut.
Juga, adakah dengan memilih cinta itu, hidup kita ini baru berasa bahagia. Baru merasakan kehidupan ini lebih bermakna dan tidak sia-sia. Adakah benar pilihan kita itu?
Iman
Iman tidak dapat diwarisi. Iman juga, tidak boleh dijualbeli.
Ia adalah kurniaan daripada Ilahi buat insan yang DIA cintai. Namun, iman yang sedang kita nikmati ini, juga boleh berlalu pergi. Dan mungkin, tidak lagi kembali.
Adakah dengan memilih iman, kita tidak boleh meraih cinta?
Apakah sekiranya kita memilih iman, hidup ini kita diselimuti sengsara. Iman itu apa maknanya buat kita?
Pilihan
Hidup ini adalah pilihan. Dalam pilihan, terselitnya ujian. Ujian untuk memilih.
Sama ada baik atau sebaliknya, kita bakal memilihnya. Jika tersilap memilih, masih ada ruang buat diri untuk berbalik pada pangkalnya.
Jika pilihan yang dibuat oleh diri itu benar dan tepat, maka bersyukurlah pada-Nya dan jangan sesekali kita mengkhianati-Nya.
Tetapi… bagaimana jika keliru?
Tanya pada diri.
‘Apakah yang menyebabkan aku meyakini DIA dan kekasih-Nya?’

Cinta Dalam Islam. Adakah Kaum Muda Memahami?


Cinta Dalam Islam. Andakah anda semua faham apa itu cinta di dalam islam?

Bercinta dan perasaan cinta mungkin sesuatu yang sukar dielakkan pada zaman ini. Dengan kemudahan teknologi perhubungan, hampir mustahil pemuda dizaman ini tidak bercinta, walaupun sekurang – kurangnya hanya dengan ber-sms.

Kali ini tajuk yang ingin dibincangkan adalah mengenai cinta di dalam Islam. Adakah kita, kaum muda memahami cinta yang dianjurkan di dalam Islam?

Cinta Dalam Islam

Cinta harus diungkapkan dengan baik dan benar sesuai dengan ukurannya. Jika tidak, boleh merosakan.

Aturan cinta dan kasih sayang ini perlu dipelihara, sehingga boleh terpelihara dan keindahannya selalu terjaga serta menjadi benteng yang kukuh.

Contohnya, lihat pada pasangan suami-isteri. Cinta dan kasih sayang boleh menjadi benteng yang sangat kuat untuk menghadapi cubaan dan ujian dari Allah.

Bila kita mampu menjaga kehadiran rasa sayang dan cinta, kita akan memiliki perlindungan yang terbaik untuk menghadapi tentangan besar dan badai kehidupan.

Namun, seringkali manusia tidak mengetahui hikmah yang tersembunyi di balik sebuah cubaan dan ujian. Lebih lagi apabila seorang manusia telah menggunakan egonya.

Biasanya mereka akan kalah dan cenderung mempesoalkan tentang ujian dan cubaan yang menimpanya.

Contohnya ketika seseorang meluahkan perasaannya kepada orang yang disukainya. Kemudian mereka yakin bahawa hubungan mereka akan berjaya ke jinjang pelamin.

Namun, mereka putus di tengah jalan.

Fenomena ini biasa terjadi dalam masyarakat, tetapi kita seringkali sukar menghadapinya. Bila tidak berhati-hati, boleh menyebabkan kekecewaan dan mempengaruhi hingga ke sendi-sendi kehidupan seseorang.

Sering kalahnya manusia dalam ujian percintaan merupakan kes yang biasa mendera kaum muda.

Padahal, generasi muda sangat diharapkan oleh masyarakat sebagai agen perubahan. Sangat sayang apabila mereka  hilang dalam perjuangan zaman, hanya kerana urusan cinta dan kasih sayang.

Kegagalan menjaga rasa cinta. Mereka hanya tidak mampu menguruskan fitrah yang sangat mendasar ketika menghadapi ujian kehidupan.

Ketika kaum muda putus cinta, seolah-olah putus segala harapan untuk  mendapatkan kasih sayang dari jantina berlawanan. Padahal tidak. Kesempatan mereka untuk mendapatkan kasih sayang dalam koridor yang sebenar masih terbuka lebar.

Meskipun begitu, sebaiknya kita mengharapkan cinta dan kasih sayang dari Allah. Cinta dan kasih sayang tertinggi dan terbaik dibandingkan cinta dan kasih sayang dari manapun.

Kita  seharusnya selalu berprasangka positif terhadap Allah. Sehingga mampu menjadikan kita menerima kenyataan apabila ungkapan cinta dan kasih sayang terhadap sesama kita terputus di tengah jalan.

Kita juga jangan sampai kehilangan pegangan hidup, iaitu Islam. Bagaimana pun, sesuatu yang kita peroleh adalah hasil terbaik yang diberikan Allah.

Meskipun pada awalnya kita tidak memahami dan merasa sakit, tetapi apabila kita percaya bahawa hal tersebut merupakan yang terbaik, kita akan ikhlas menerimanya.

Bagaimana memelihara dan mengelola perasaan cinta dan kasih sayang yang baik terhadap pasangan?

Biasanya, sebelum berumah tangga, para pemuda & pemudi selalu mendesak dan seakan terdesak untuk segera menikah. Tetapi, setelah berumah tangga, akan terasa hambar kerana semuanya sudah diketahui dan terbuka.

Impian yang pernah dicita-citakan sebelum bernikah dahulu, seringkali kandas dalam pertikaian, kekerasan dalam rumah tangga, dan penceraian.

Dalam hal ini, ada kegagalan dalam menjaga cinta dan kasih sayang.

Bagaimana Rasulullah mengajar cinta dalam Islam?

Rasul sendiri selalu memberikan kehangatan kepada isteri-isterinya, terutama Aisyah. Beliau selalu bermain serta memuji Aisyah. Sederhana dan mudah dipraktikkan untuk memelihara kehangatan.

Contohnya dengan mengamalkan untuk mencium isteri 3 kali dalam sehari. Tidak perlu sembunyi-sembunyi. Kalau boleh, dihadapan anak-anak agar mereka boleh melihat ibubapanya yang bahagia.

Rasul juga selalu mencontohkan untuk menyampaikan kata-kata yang baik kepada isteri setiap hari seperti, Kamu cantik sekali hari ini.

Rasul mencontohkannya dengan selalu memanggil Aisyah dengan jolokan si “pipi merah”.

Ekspresi seperti ini, walaupun nampak mengada-ngada, tetapi ia merupakan doa yang terungkap dari dalam hati.

Tidak perlu membelikan alat-alat kecantikan yang mahal agar isteri menjadi semakin cantik dari hari ke hari. Cukup dengan memujinya setiap hari, maka isteri akan kelihatan lebih cantik, meskipun semakin tua dari hari ke hari.

Kerana kecantikan isteri ada di dalam hatinya.

Amalan baik ini akan selalu dilihat oleh Allah. Allah berjanji apabila ada hambanya yang melakukan kebaikan dengan berusaha memelihara kasih sayang dan menjaga cinta sebagai seorang suami kerana Allah, Allah akan semakin mendekatinya.

Bila hambanya mendekati dengan berjalan, Allah akan menjemputnya dengan berlari. Janji ini sepatutnya dijadikan motivasi bagi kita untuk selalu menjaga keluarga kita sebaik-baiknya.

“jangan menghabiskan cinta dan kasih sayang pada masa sebelum menikah.Masih ada perjalanan panjang dalam rumah tangga nanti”.

Yakin, masih mau pacaran ? :/

DEWASA ini pacaran menjadi sesuatu yang menjadi standar gengsi bagi kebanyakan remaja di Indonesia. Dimana, mereka yang tidak berpacaran dianggap tidak “GAUL” atau tidak “LAKU” dan sering mendapat gunjingan “cieeee, JomBlo!”
Situasi yang terjadi sekarang ini merupakan hal yang miris bagi kita sebagai umat Islam. Dimana, pacaran adalah titik awal terjadinya perzinaan. Dan, saat ini perzinaan itu ternyata sudah menjadi hal yang dimaklumi.
Bisa kita lihat fakta di lapangan bagaimana banyak muda-mudi berboncengan sambil berpelukkan, berduaan di tempat ramai atau sepi, mengumbar hawa nafsu dan berbuat hal yang tidak pantas tanpa mendapat teguran.
Dengan banyaknya perbuatan keji dan merebaknya perbuatan mengumbar hawa nafsu seperti sekarang ini, Rasulullah SAW sudah mewartakan, bahwa salah satu tanda-tanda Kiamat adalah menjamurnya perzinaan, sampai-sampai seorang laki-laki berani bersetubuh dengan seorang wanita di tengah jalan secara terang-terangan.
Di sini terdapat dua ciri: Pertama, merebaknya penyakit perzinaan, dan kedua, banyaknya perbuatan nista dan asusila yang dilakukan terang-terangan dan tanpa malu-malu.
Abu Hurairah ra meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Hari Kiamat belum akan terjadi sampai nanti tidak ada seorang pun di muka bumi ini yang membutuhkan Allah, seorang wanita disetubuhi di tengah jalan di tengah hari secara terang-terangan, tanpa ada seorang pun yang menentang ataupun melarang perbuatan nista itu. Sehingga, orang paling bermoral ketika itu adalah orang yang berkata, ‘Andai aku singkirkan perempuan itu dari jalan.’ Orang ini di tengah-tengah masyarakat tak bermoral seperti itu laksana Abu Bakar dan Umar yang kini ada di tengah-tengah kalian.”
Riwayat tersebut diperkuat oleh sabda Nabi SAW lainnya yang mengatakan “Sesungguhnya di antara tanda-tanda Kiamat adalah diangkat ilmu, kebodohan merebak, khamr diminum dan perzinaan merajarela.”
Dalam riwayat lain disebutkan, “Perzinaan terlihat di mana-mana, jumlah laki-laki sedikit dan jumlah wanita bertambah banyak.”
Kedua tanda ini sudah bisa kita lihat pada zaman sekarang, melalui kanal-kanal televisi yang menyiarkan skandal-skandal seks, serta gambar-gambar porno, atau foto-foto dan video klip-video klip di internet yang apabila seorang mukmin melihatnya pastiakan merasa malu dan risih.
Karena itu, seorang mukmin ataupun mukminah selayaknya harus bisa menjaga diri, menjaga pandangan, menjaga kehormatan, dan menghindari pergaulan dengan para pelaku maksiat, dengan selalu memohon perlindungan dan pertolongan Allah SWT. Semoga Allah SWT selalu melindungi kita dari perkara-perkara yang salah.[mila/islampos]
Sumber: Kiamat Sudah Dekat ?/Dr. Muhammad al-‘Areifi/Penerbit: Qisthi Press/2011