Ayy

ALLAH DULU, ALLAH LAGI, ALLAH TERUS


Ya Allah, jauhkan aku dari rasa malas dalam beribadah kepada-Mu dan jadikanlah aku orang yang pandai bersyukur atas segala nikmat-Mu

Kamis, 26 November 2015

IMUNISASI DPT

4. Imunisasi DPT
 Manfaat pemberian imunisasi ini ialah untuk menimbulkan kekebalan aktif dalamwaktuyang bersamaan terhadap penyakit difteria, pertusis (batuk rejan) dan tetanus.

Vaksinasi dan jenis vaksin
Vaksin difteri terbuat dari toksin kuman difteri yang telah dilemahkan (toksoid).Biasanya diolah dan dikemas bersama dengan vaksin tetanus dalam bentuk vaksin DT, ataudengan vaksin tetanus dan pertusis (DPT).

Vaksin terhadap pertusis terbuat dari kuman Bordetella Pertusis yang telah dimatikan.Selanjutnya dikemas bersama dengan vaksin difteria dan tetanus (DPT, vaksin tripe)

Vaksin tetanus yang digunakan untuk imunisasi aktif adalah toksoid tetanus, yaitutoksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan.

Ada 3 macam kemasan vaksin tetanus, yaitu:1.

Bentuk kemasan tunggal (TT)2.
 Kombinasi dengan vaksin difteria (DT)3.

Kombinasi dengan Vaksin difteria dan pertusis (DPT)
Usia
dan
 Jumlah Pemberian :
 1.

3 kali di usia bayi (2, 4, 6 bulan), Diberikan 3 kali karena suntikan pertama tidakmemberikan apa-apa dan baru akan memberikan perlindungan terhadap serangan penyakitapabila telah mendapat suntikan vaksin DPT sebanyak 3 kali.

2.

Imunisasi ulang pertama dilakukan pada usia 1,5
 – 
 2 tahun atau pada usia 18 bulansetelah imunisasi dasar ke-3.

3.

Diulang lagi dengan vaksin DT pada usia 5-6 tahun (kelas 1) vaksin pertusis tidakdianjurkan untuk anak berusia lebih dari 5 tahun karena reaksi yang timbul dapat lebihhebat selain itu perjalanan penyakit pada usia > 5 tahun tidak parah.

4.

Diulang lagi pada usia 12 tahun (menjelang tamat SD). Anak yang mendapat DPT pada waktu bayi diberikan DT 1 kali saja dengan dosis 0,5 cc dengan cara IM, dan yangtidak mendapatkan DPT pada waktu bayi diberikan DT sebanyak 2 kali dengan interval 4minggu dengan dosis 0,5 cc secara IM, apabila hal ini meragukan tentang vaksinasi yangdidapat pada waktu bayi maka tetap diberikan 2 kali suntikan. Bila bayi mempunyairiwayat kejang sebaiknya DPT diganti dengan DT dengan cara yang sama dengan DPT.

Pengulangan imunisasi DPT diperlukan untuk memperbaiki daya tahan tubuh yangmungkin menurun setelah sekian lama. Karena itu mestii diperkuat lagi dengan pengulangan pemberian vaksin
(booster)
. Kalau sudah dilakukan 5 kali suntikan DPT,maka biasanya dianggap sudah cukup. Namun di usia 12 tahun, seorang anak biasanyamendapat lagi suntikan DT atau TT (tanpa P/Pertusis) di sekolahnya. Di atas usia 5 tahun, penyakit pertusis jarang sekali terjadi dan dianggap bukan masalah.

Kontra Indikasi :
 Tidak dapat diberikan kepada meraka yang kejangnya di sebabkan suatu penyakit sepertiepilepsy, menderita kelainan saraf yang betul-betul berat atau habis di rawat karena infeksiotak, dan yang alergi terhadap DPT. Mereka hanya boleh menerima vaksin DT tanpa Pkarena antigen P inilah yang menyebabkan panas.


Efek Samping
 :Gejala-gejala yang bersifat sementara seperti : lemas, demam, pembengkakan, dan ataukemerahan pada bekas penyuntikan. Kadang-kadang terjadi gejala berat seperti demamtinggi, iritabilitas, dan meracau yang biasanya terjadi 24 jam setelah imunisasi. Reaksiyang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari.

Cara

pemberian
 :

Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebihdahulu agar suspensi menjadihomogen.

Disuntikan secara Intramuskular pada paha tengah luar dengan dosis pemberian 0,5 mlsebanyak 3 dosis.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar